Terletak di perbatasan Gianyar-Bangli, Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, justru merasa diuntungkan.
Bagaimana tidak, lokasinya yang berada di pintu masuk Bangli, dan menjadi jalur utama kendaraan pengangkut wisatawan dari arah selatan, memberikan peluang besar untuk mengenalkan berbagai potensi dari desa ini.
Diungkapkan oleh Kepala Dusun Guliang Kawan, I Nengah Sutakta, lokasi banjar yang strategis disadari betul oleh sejumlah masyarakat Guliang Kawan. Kini masyarakat mulai getol membangkitkan berbagai potensi desa, untuk dijadikan objek wisata.
“Salah satu yang kini sedang booming dan banyak diminati wisatawan adalah objek wisata bukit selfie, atau yang kerap dikenal dengan twin hill,” ujarnya Jumat (6/4). Getolnya masyarakat membangkitkan pariwisata di Guliang Kawan, tidak lain lantaran terinspirasi dari Desa Penglipuran, yang lebih dahulu dikenal banyak orang.
Seringkali pokdarwis Guliang Kawan ‘mencuri’ ilmu di desa lain, salah satunya Desa Penglipuran, untuk melihat penataan desa hingga tingkat kesadaran masyarakat, akan pentingnya menjaga kebersihan wilayahnya.
“Melahirkan paradigma kebersihan ini yang paling sulit diaplikasikan ke masyarakat. Mencontoh dari Desa Penglipuran, dengan kebersihan yang dimiliki, mampu menarik kunjungan wisata per hari hingga ribuan wisatawan. Tentunya jika konsep ini bisa diterapkan pada wilayah kami, akan sangat mendukung potensi pariwisata yang ada,” ucap Sutakta.
Terkait permasalahan tersebut, kini pihaknya masih merancang berbagai jalan keluar. Salah satunya yakni penyediaan bank sampah, demi menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, utamanya dari sampah plastik. (Sumber : Tribun Bali.com).